Selasa, 23 Juli 2013




PEMBANGUNAN KARAKTER ANAK BANGSA MENUJU GENERASI YANG BERKUALITAS.
Oleh: Tamtomo Utamapati,  Surabaya )


I. Latar Belakang Masalah:
a.    Persoalan Utama yang dihadapi bangsa kita diantaranya adalah  turunnya nilai – nilai kejujuran, turunnya nilai – nilai kecerdasan karena semakin banyaknya penyimpangan dalam bidang moral, turunnya kepedulian terhadap nilai etika, sopan santun dalam kehidupan sehari - hari. Tidaklah mengherankan apabila kita setiap hari   melihat tayangan media yang berupa tawuran, kenakalan remaja, korupsi, pelecehan seksual dan sebagainya.
b.    Dari persoalan utama yang dihadapi bangsa Indonesia, apabila tidak kita selamatkan bersama maka bangsa kita ( termasuk anak didik ), akan menjadi bangsa yang tidak berkualitas atau boleh dikatakan menjadi bangsa yang tidak sukses. Sementara itu kesuksesan seseorang tidak hanya ditentukan semata – mata oleh pengetahuan dan kemampuan teknis ( Hard Skill ), tetapi juga ditentukan oleh kemampuan mengelola diri dan orang lain ( Soft Skill ). Hasil dari penelitian mengungkapkan bahwa kesuksesan hanya ditentukan sekitar 20 % Hard Skill dan sisanya 80 % oleh Soft Skill . Sehubungan dengan hal ini, maka Pembangunan Karakter Anak Bangsa adalah hal yang tidak bisa ditawar – tawar lagi, agar bangsa Indonesia sebagai Bangsa yang berkualitas.
c.    Penyebab persoalan turunnya nilai – nilai karakter anak bangsa adalah kurangnya keteladanan dari para pemimpin bangsa dalam kehidupan bernegara, kurangnya keteladan orang tua dan guru dalam kehidupan sehari –hari. Disamping itu anak akan membentuk karakternya melalui observasi setiap perilaku orang dewasa dan meniru perilaku tersebut menjadi perilakunya/ imitasi ( Fidelis Waruwu, 2011 )  .
d.    Upaya untuk mengatasi kemerosotan pendidikan karakter anak bangsa haruslah diawali oleh keluarga terlebih dahulu, sesudah itu dilanjutkan oleh sekolah dan masyarakat. Tak kalah pentingnya adalah pelibatan negara. Dengan demikian anak akan diberikan rasa aman, bernilai, dihargai, dipahami dan dicintai. 
e.    Kendala yang dihadapi: turunnya nilai – nilai karakter anak bangsa adalah derasnya arus informasi yang begitu pesat dari negara lain  yang  seolah – olah    dunia kita tanpa batas ( globalisasi ), perbedaan persepsi tentang nilai karakter yang berbeda. Orang tua di rumah dan guru di sekolah hendaklah berfungsi sebagai pendamping untuk memberikan arahan kepada anak didik dan juga berfungsi sebagai filter untuk menyaring budaya yang negatif  untuk dibuang dan menerima budaya yang positif untuk dikembangkan. Oleh sebab itu keluarga, sekolah dan masyarakat haruslah ada satu visi dan misi dalam mendidik siswa dalam kaitannya Pembangunan Karakter menuju generasi yang berkualitas.

II. Dampak Substantif:

a.    Dampak langsung terhadap anak didik: Apabila dilakukan dengan maksimal terhadap nilai – nilai kejujuran, kecerdasan dan ketangguhan, maka generasi kita menjadi generasi muda yang berkualitas. 
b.    Dampak terhadap kelembagaan sekolah: Adanya peningkatan nilai kejujuran, kepedulian terhadap sesama siswa, peningkatan kecerdasan siswa karena dapat memilih mana yang benar dan mana yang salah, maka bangsa kita menjadi bangsa  tangguh bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.
c.    Dampak sistemik / lingkungan yang bersifat jangka panjang adalah: Generasi kita menjadi  bangsa yang disegani karena mempunyai nilai karakter yang tinggi dimata dunia.
III. Tantangan:

a.    Dari Sumber Daya Manusia: Guru harus memberikan rasa aman dan keselamatan kepada peserta didik didalam menjalani masa – masa belajarnya. Hal ini senada dengan pendapat Moh. Surya ( 1997 ) tentang peranan guru di sekolah, keluarga dan masyarakat dipandang dari segi diri pribadinya ( self oriented ).
b.    Dari Segi Kepemimpinan: Guru bukan dewa Kebenaran, karena itu guru hendaklah berintrospeksi pada diri sendiri untuk terus menerus melakukan peningkatan dan penyesuaian kemampuan profesionalnya. Guru harus lebih kreatif dan dinamis dalam proses pembelajaran peserta didik. Guru dimasa mendatang tidak lagi menjadi satu – satunya orang yang paling “ Well Informed “ terhadap berbagai informasi dan pengetahuan yang sedang tumbuh.
c.    Dari Segi Anggaran: Apabila Pendidikan Karakter dimasukkan dalam kurikulum sekolah, maka anggaran negara yang dikeluarkan tidaklah  sedikit dan hasilnya tidak langsung bisa dilihat, butuh waktu puluhan tahun.
d.    Dari Kebijakan: Kebijakan yang terkait dengan Pendidikan karakter adalah UU no 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3, menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka  mencerdaskan kehidupan bangsa . Pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
e.    Dari Sistem: Berdasarkan UU no 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 menyebutkan bahwa Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.Ditinjau dari sistem, maka Pendidikan Karakter bukanlah pekerjaan mudah.

f.    Dari Dukungan Masyarakat: Masyarakat harus memberikan dukungan penuh terhadap Pendidikan Berkarakter. Dengan kata lain Pendidikan Karakter bukan hanya tanggung jawab orang tua dan guru saja ( sekolah ), tetapi juga tanggung jawab Masyarakat.
IV. Pembangunan Karakter Anak Bangsa guna menjadikan Generasi yang berkualitas,
       maka guru hendaklah  berfungsi sebagai:

a.    Pekerja Sosial ( Social Worker ) yaitu memberikan pelayanan.
b.    Pelajar dan Ilmuwan: Senantiasa harus belajar terus menerus.
c.    Orang Tua,  artinya guru adalah wakil orang tua peserta didik.
d.    Model Keteladanan, artinya sebagai model perilaku yang harus dicontoh peserta didik.
e.    Pemberi keselamatan bagi peserta didik, karena memberikan rasa aman pada peserta didik dalam kehidupan di sekolah ( Moh. Surya, 1997 ).
V. Simpulan

a.    Pendidikan Karakter bukan hanya tugas Guru saja, tetapi juga tugas kita bersama, ( Keluarga dan Masyarakat ).
b.    Pendidikan Karakter haruslah diawali oleh keluarga, karena keluarga ( Ayah dan ibu ) adalah merupakan pendidikan pertama dan utama bagi anak.
c.    Keluarga, Sekolah dan masyarakat haruslah ada  satu kesepakatan untuk memandang dan menilai perilaku anak, agar Pendidikan Karakter bagi anak sesuai dengan Pendidikan yang berupaya menjadikan anak yang Religius, Jujur, Toleransi, Disiplin, Kerja Keras, Kreatif, Mandiri, Demokratis, Rasa Ingin Tahu, Semangat Kebangsaan, Cinta Tanah Air, Menghargai Prestasi, Bersahabat/ Berkomunikasi, Cinta Damai, Gemar Membaca, Peduli Lingkungan, Peduli Sosial dan Bertanggung Jawab.
d.    Orang Tua, Guru haruslah memberikan keteladanan, demikian pula masyarakatnya.
e.    Pembangunan Karakter Anak bangsa jika dilakukan secara ajeg, berkesinambungan dan maksimal, akan menjadikan generasi kita menjadi Generasi yang berkualitas, kedepan generasi semacam ini dibutuhkan untuk memajukan bangsa yang bernilai dan bermartabat.

VI. Referensi

1.    Fadelis Waruwu, Membangun Karakter Bangsa dengan Membentuk Karakter Siswa Berbasis Nilai, Surabaya, 2011
2.    Moch.Surya , Pendidikan Karakter, Jakarta, 1997
3.    Tamtomo Utamapati, Pandangan  Umum Kepala Sekolah,Mojokerto, 2011
4.    Undang – Undang no 20 tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta,  2003

Tidak ada komentar:

Posting Komentar