Kamis, 08 Agustus 2013

PELESTARIAN NILAI - NILAI KEPAHLAWANAN


Pelestarian Nilai – Nilai Kepahlawanan
5 Agustus, 2013 at 12:00 am

Drs H Tamtomo Utamapati, M Pd
Pengamat Pendidikan di Surabaya

Pahlawan tidak pernah mengharapkan balasan dari orang sekitarnya, pahlawan bekerja dengan tulus ikhlas dan tanpa pamrih, bahkan pahlawan tidak pernah memikirkan bagaimana nasib anak istrinya, mereka tetap berjuang tiada henti sampai nafas kehidupannya berakhir atau maut menjemputnya. Pahlawan tidak minta disanjung dan tidak mau dipublikasikan ke media masa tentang sepak terjangnya. Dia berjuang untuk kepentingan umum diatas kepentingan pribadinya. Dengan kata lain pahlawan tidak akan mengumpulkan harta untuk anak keturunannya kelak, mereka berjuang tanpa kenal lelah, tanpa kenal waktu siang dan malam. Hanya ada kalimat berjuang… berkorban sampai titik darah penghabisan.

Demikianlah suri tauladan yang wajib kita ikuti pada dunia sekarang yang cenderung semakin lama semakin melenceng dari nilai – nilai kepahlawanan. Pemimpin yang seharusnya tidak mengharapkan balasan dan bekerja tanpa pamrih dalam menolong masyarakat rendah tapi malah menyengsarakan masyarakat,mereka para pemimpin masih ada yang selalu menghitung dari nilai uang yang didapatkannya dalam bekerja, sehingga tidaklah heran terjadi penyunatan bantuan masyarakat miskin yang seharusnya bukan menjadi hak para pemimpin. Pemimpin yang seharusnya mengutamakan kepentingan umum diatas kepentingan pribadi, malah mendahulukan kepentingan pribadi.

Dalam melaksanakan tugas lebih mengutamakan bentuk – bentuk memberikan pelayanan kepada masyarakat, bukan malah minta dilayani oleh masyarakat. Lebih jauh seharusnya nilai – nilai kepemimpinan berpihak pada masyarakat rendah yang menitik beratkan pada kebutuhan pokok yang berupa sandang, pangan dan papan yang layak.

Tiga arti kemerdekaan bagi rakyat Indonesia yaitu: 1) merdeka artinya rakyat harus terbebas dari belenggu kelaliman, 2) rakyat harus dilepaskan dari beban berat dan diberikan keringanan untuk hidup di alam merdeka, 3) memberikan makan kepada rakyat yang kelaparan dan membawa mereka hidup dalam kesejahteraan. Apabila ketiganya ini sudah berjalan di negeri kita ini, maka para pahlawan yang telah gugur mendahului kita akan tersenyum bangga atas perjuangannya yang tidak mudah didapatkan begitu saja. Untuk itu syarat mutlak sebuah kepemimpinan yang tidak bisa ditawar – tawar, pemimpin itu harus jujur dan berorientasi pada masyarakat bawah.

Pertanyaan kita semua untuk para pemimpin, sudahkah rakyat kita terbebas dari belenggu kelaliman?, Sudah bebaskah rakyat dari penyerobotan tanah yang dimilikinya?, Sudah bebaskah rakyat kita dari hilangnya harta benda atau nyawa?, Adilkah perlakuan hukum bagi masyarakat rendah dan kelas atas?, Sudah hilangkah keinginan para pemimpin untuk terus menerus menguasai kekuasaan secara turun temurun?, sudah hilangkah keinginan para pemimpin untuk mengangkangi proyek – proyek besar tanpa ada KKN?, sudahkah pelayanan kesehatan, pendidikan, surat – surat miskin yang menjadi haknya mudah didapatkan ?. Jawaban inilah yang patut segera dijawab oleh para penguasa negeri ini untuk dapat memberikan nilai tambah bagi para pahlawan yang telah gugur mendahului kita, sebagai realita kemerdekaan bagi seluruh warga negara Indonesia. Rakyat tidak butuh janji – janji yang meninabobokan kebutuhan yang mendesak, tetapi rakyat lebih mempercayai kenyataan. Makin banyak pemimpin yang mengobral janji – janji kosongnya, makin banyak pula rakyat yang tidak percaya. Semoga para pemimipin kita semuanya satu kata dan satu perbuatan.

Jumat, 26 Juli 2013

MENANAMKAN PENDIDIKAN SILATURAHMI SEJAK DINI


MENANAMKAN PENDIDIKAN SILATURAHMI SEJAK DINI
 ( Drs.H.tamtomo Utamapati,M.Pd )
Pengamat Pendidikan di Surabaya.

            Sebentar lagi kita umat Islam akan merayakan Hari Raya Idul Fitri yang merupakan hari bersejarah bagi umat islam sedunia.Pada saat inilah akan terjadi komunikasi  dua arah  dan bahkan banyak arah ( terutama di Indonesia ). Komunikasi ini akan melibatkan hubungan darah ataupun yang tak ada hubungan tali persaudaraan sekalipun. Dari sinilah kita bisa melihat betapa pentingnya manfaat memupuk tali silaturahmi / bertemu muka antar manusia.
            Rasulullah Alaihi Wasalam berwasiat kepada Abu Dzar Al Ghifari , yang intinya ada 7 ( tujuh ) macam, yaitu: ( 1 ) supaya engkau mencintai orang – orang miskin dan dekat dengan mereka, ( 2 ) beliau memerintahkan aku agar aku melihat orang yang berada dibawahku dan tidak melihat orang yang berada diatasku, ( 3 ) beliau memerintahkan agar aku menyambung tali silaturahmiku meskipun mereka berlaku kasar kepadaku, ( 4 ) aku dianjurkan memperbanyak ucapan La  Haula Wala Quwataila billah / tidak ada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah, ( 5 ) aku diperintahkan untuk mengatakan kebenaran meskipun pahit, ( 6 ) beliau berwasiat agar aku tidak takut celaan orang yang mencela dalam berdakwa kepada Allah, dan ( 7 ) beliau melarang aku agar tidak minta – minta sesuatupun kepada manusia.
            Apabila 7 ( tujuh ) wasiat ini diberikan orang tua kepada anaknya sejak dini,  maka yang dilakukan orang tua pada anaknya mempunyai makna yang dalam dan sangat bermanfaat bagi kehidupan anaknya kelak dikemudian hari. Insyaallah anak tersebut tidak hanya akan berguna bagi kehidupan di dunia tetapi juga kehidupan di  akhirat kelak.
            Orang tua yang mengajak anaknya untuk mempererat tali silaturahmi baik pada hari raya idul fitri maupun hari – hari lain akan membawa kehidupan anaknya lebih islami dan mengerti bagaimana susahnya menjadi orang miskin. Mereka tidak hanya tahu dalam arti teori, betapa sulitnya menjadi orang miskin, tetapi juga dalam arti yang sesungguhnya,  bagaimanakah jadi orang miskin?. Apabila hal ini betul  – betul diketahui, diamati dalam keseharian, maka orang tua tersebut akan membentuk jiwa anaknya menjadi anak yang welas asih pada orang lain. Lebih jauh jika anak tersebut menjadi pemimpin,  dia akan menjadi pemimpin yang disegani, dihormati karena tahu penderitaan masyarakat miskin. Dia akan jadi pemimpin yang bijaksana, adil, bermartabat, jujur dan bebas dari KKN.
            Makna yang lain jika anak tersebut melihat orang – orang yang nasibnya dibawah kita akan membentuk jiwa anak yang penuh kepasrahan, keikhlasan dan rasa syukur yang berupa kenikmatan hidup dan sehat dari Sang Khalik, karena oleh Allah memberikan sesuatu yang lebih daripada mahluk lainnya .
            Dengan menyambung tali silaturahmi kepada sesama manusia walaupun orang lain berbuat kasar kepada kita, akan memupuk jiwa yang besar yaitu jiwa yang mudah memaafkan orang lain. Dari sinilah kita melihat bahwa dalam hidup  didunia diperlukan keberanian untuk berdiri dan berbicara dan keberanianpun diperlukan untuk duduk dan mendengarkan. Artinya sebagai manusia kita harus berani mengatakan benar jika itu benar dan salah jika itu salah.
            Islam juga mengajarkan kita untuk bekerja keras dan tidak mengajarkan untuk minta – minta. Hal ini bermakna bahwa hidup adalah penuh perjuangan dan perjuangan itu harus dimaksimalkan agar kebahagiaan dunia bisa terpenuhi.
            Pada saat bersilaturahmi ini akan membentuk jiwa anak yang sabar, lemah lembut, menyayangi mereka yang menderita dan berupaya untuk menolongnya, memperhatikan keadaan mereka meskipun mereka jauh dan berbuat jahat kepada kita.
            Silaturahmi yang hakiki sebenarnya bukanlah menyambung hubungan baik dengan orang yang telah berbuat baik kepada kita, namun silaturahmi  yang hakiki adalah menyambung hubungan kekerabatan yang telah retak dan putus dan berbuat baik kepada kerabat yang berbuat jahat kepada kita. Rasullullah Shallalahu ‘alaihi wasalam bersabda: “ Orang yang menyambung kekerabatan bukanlah orang yang membalas kebaikan, tetapi orang yang menyambung  kekerabatannya apabila diputus “.
            Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia menyambung silaturahmi. Dengan bersilaturahmi Allah akan melapangkan rejeki dan memanjangkan umur kita. Dan bagi orang yang memutuskan tali  silaturahmi Allah akan mempersempit rejekinya dan tidak diberikan keberkahan pada hartanya.
            Bersilaturahmi dapat dilakukan dengan cara mengunjungi karib kerabat, menanyakan kabarnya, memberikan hadiah, bersedekah kepada mereka yang miskin, menghormati mereka yang lebih tua, menyayangi yang lebih muda dan lemah, serta menanyakan terus keberadaan mereka baik secara langsung atau tidak langsung melalui surat, telepon, SMS dan sebagainya. Yang jelas dengan silaturahmi akan membawa kebaikan bagi kita semua, baik yang muda maupun yang tua. Adapun silaturahmi yang paling utama adalah kepada orang tua, karena orang tua adalah kerabat yang paling dekat, yang memiliki jasa yang sangat besar, mereka memberikan kasih sayangnya sepanjang hidupnya. Sebagai orang tua maka keteladanan sangat diperlukan untuk membentuk anak yang mandiri, bertanggung jawab dan berahlak mulia. Lebih jauh orang tua harus mendidik dengan hati yang penjabarannya adalah jangan takut melakukan sesuatu jika melakukan sesuatu yang baik.
            Sebagai orang tua yang baik, maka orang tua harus mempunyai niat baja, tekun memberi keteladanan, memberikan sentuhan hati menanamkan semangat dan berilmu tinggi.

Kamis, 25 Juli 2013

baca: PENARIKAN PAJAK HARUS DIIMBANGI DNG FASILITAS JALA...

baca: PENARIKAN PAJAK HARUS DIIMBANGI DNG FASILITAS JALA...: PENARIKAN PAJAK HARUS DIIMBANGI DNG FASILITAS JALAN YANG BAIK OLEH: TAMTOMO UTAMAPATI                  Perlindungan konsumen di Indones...

baca: Pendidikan Berkualitas Murah Meriah, mungkinkah ?...

baca: Pendidikan Berkualitas Murah Meriah, mungkinkah ?
...
: Pendidikan Berkualitas Murah Meriah, mungkinkah ? Drs. H. Tamtomo Utamapati, MP.d Pengamat Pendidikan     Desentralisasi pendidikan  menuntu...

baca: PEMBANGUNAN KARAKTER ANAK BANGSA MENUJU GENERASI Y...

baca: PEMBANGUNAN KARAKTER ANAK BANGSA MENUJU GENERASI Y...: PEMBANGUNAN KARAKTER ANAK BANGSA MENUJU GENERASI YANG BERKUALITAS. Oleh: Tamtomo Utamapati,  Surabaya ) I. Latar Belakang Masalah: a.    Per...

baca: KEMANDIRIAN KEPALA SEKOLAH SWASTA, SEBUAH HARGA MA...

baca: KEMANDIRIAN KEPALA SEKOLAH SWASTA, SEBUAH HARGA MA...: KEMANDIRIAN KEPALA SEKOLAH SWASTA, SEBUAH HARGA MATI. Drs.  Tamtomo Utamapati, M.Pd  Pengamat Pendidikan P endidikan di Indonesia tida...