tag:blogger.com,1999:blog-69330512771323424692024-02-08T06:57:50.140-08:00bacatamtomo utamapatihttp://www.blogger.com/profile/07437460876356410656noreply@blogger.comBlogger12125tag:blogger.com,1999:blog-6933051277132342469.post-3894403000395008462013-08-08T17:51:00.001-07:002013-08-08T17:51:01.893-07:00tamtomo utamapatihttp://www.blogger.com/profile/07437460876356410656noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6933051277132342469.post-18859377834901861152013-08-08T05:32:00.000-07:002013-08-08T05:32:02.731-07:00PELESTARIAN NILAI - NILAI KEPAHLAWANAN
<br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Pelestarian Nilai –
Nilai Kepahlawanan</span></b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
5 Agustus, 2013 at
12:00 am</div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="mso-fareast-language: IN; mso-no-proof: yes;"><v:shapetype coordsize="21600,21600" filled="f" id="_x0000_t75" o:preferrelative="t" o:spt="75" path="m@4@5l@4@11@9@11@9@5xe" stroked="f">
<v:stroke joinstyle="miter">
<v:formulas>
<v:f eqn="if lineDrawn pixelLineWidth 0">
<v:f eqn="sum @0 1 0">
<v:f eqn="sum 0 0 @1">
<v:f eqn="prod @2 1 2">
<v:f eqn="prod @3 21600 pixelWidth">
<v:f eqn="prod @3 21600 pixelHeight">
<v:f eqn="sum @0 0 1">
<v:f eqn="prod @6 1 2">
<v:f eqn="prod @7 21600 pixelWidth">
<v:f eqn="sum @8 21600 0">
<v:f eqn="prod @7 21600 pixelHeight">
<v:f eqn="sum @10 21600 0">
</v:f></v:f></v:f></v:f></v:f></v:f></v:f></v:f></v:f></v:f></v:f></v:f></v:formulas>
<v:path gradientshapeok="t" o:connecttype="rect" o:extrusionok="f">
<o:lock aspectratio="t" v:ext="edit">
</o:lock></v:path></v:stroke></v:shapetype><v:shape id="Picture_x0020_1" o:spid="_x0000_i1025" style="height: 1in; mso-wrap-style: square; visibility: visible; width: 54.75pt;" type="#_x0000_t75">
<v:imagedata o:title="" src="file:///C:\Users\KEPALA~1\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.png">
</v:imagedata></v:shape><img height="96" src="file:///C:\Users\KEPALA~1\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image002.jpg" v:shapes="Picture_x0020_1" width="73" /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
Drs H Tamtomo
Utamapati, M Pd</div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
Pengamat Pendidikan
di Surabaya</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Pahlawan tidak pernah mengharapkan balasan dari orang
sekitarnya, pahlawan bekerja dengan tulus ikhlas dan tanpa pamrih, bahkan
pahlawan tidak pernah memikirkan bagaimana nasib anak istrinya, mereka tetap
berjuang tiada henti sampai nafas kehidupannya berakhir atau maut menjemputnya.
Pahlawan tidak minta disanjung dan tidak mau dipublikasikan ke media masa
tentang sepak terjangnya. Dia berjuang untuk kepentingan umum diatas
kepentingan pribadinya. Dengan kata lain pahlawan tidak akan mengumpulkan harta
untuk anak keturunannya kelak, mereka berjuang tanpa kenal lelah, tanpa kenal
waktu siang dan malam. Hanya ada kalimat berjuang… berkorban sampai titik darah
penghabisan.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Demikianlah suri tauladan yang wajib kita ikuti pada dunia
sekarang yang cenderung semakin lama semakin melenceng dari nilai – nilai
kepahlawanan. Pemimpin yang seharusnya tidak mengharapkan balasan dan bekerja
tanpa pamrih dalam menolong masyarakat rendah tapi malah menyengsarakan
masyarakat,mereka para pemimpin masih ada yang selalu menghitung dari nilai
uang yang didapatkannya dalam bekerja, sehingga tidaklah heran terjadi
penyunatan bantuan masyarakat miskin yang seharusnya bukan menjadi hak para
pemimpin. Pemimpin yang seharusnya mengutamakan kepentingan umum diatas
kepentingan pribadi, malah mendahulukan kepentingan pribadi.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Dalam melaksanakan tugas lebih mengutamakan bentuk – bentuk
memberikan pelayanan kepada masyarakat, bukan malah minta dilayani oleh
masyarakat. Lebih jauh seharusnya nilai – nilai kepemimpinan berpihak pada
masyarakat rendah yang menitik beratkan pada kebutuhan pokok yang berupa
sandang, pangan dan papan yang layak.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Tiga arti kemerdekaan bagi rakyat Indonesia yaitu: 1)
merdeka artinya rakyat harus terbebas dari belenggu kelaliman, 2) rakyat harus
dilepaskan dari beban berat dan diberikan keringanan untuk hidup di alam
merdeka, 3) memberikan makan kepada rakyat yang kelaparan dan membawa mereka
hidup dalam kesejahteraan. Apabila ketiganya ini sudah berjalan di negeri kita
ini, maka para pahlawan yang telah gugur mendahului kita akan tersenyum bangga
atas perjuangannya yang tidak mudah didapatkan begitu saja. Untuk itu syarat
mutlak sebuah kepemimpinan yang tidak bisa ditawar – tawar, pemimpin itu harus
jujur dan berorientasi pada masyarakat bawah.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Pertanyaan kita semua untuk para pemimpin, sudahkah rakyat
kita terbebas dari belenggu kelaliman?, Sudah bebaskah rakyat dari penyerobotan
tanah yang dimilikinya?, Sudah bebaskah rakyat kita dari hilangnya harta benda
atau nyawa?, Adilkah perlakuan hukum bagi masyarakat rendah dan kelas atas?,
Sudah hilangkah keinginan para pemimpin untuk terus menerus menguasai kekuasaan
secara turun temurun?, sudah hilangkah keinginan para pemimpin untuk
mengangkangi proyek – proyek besar tanpa ada KKN?, sudahkah pelayanan
kesehatan, pendidikan, surat – surat miskin yang menjadi haknya mudah
didapatkan ?. Jawaban inilah yang patut segera dijawab oleh para penguasa
negeri ini untuk dapat memberikan nilai tambah bagi para pahlawan yang telah
gugur mendahului kita, sebagai realita kemerdekaan bagi seluruh warga negara
Indonesia. Rakyat tidak butuh janji – janji yang meninabobokan kebutuhan yang
mendesak, tetapi rakyat lebih mempercayai kenyataan. Makin banyak pemimpin yang
mengobral janji – janji kosongnya, makin banyak pula rakyat yang tidak percaya.
Semoga para pemimipin kita semuanya satu kata dan satu perbuatan.</div>
<br />tamtomo utamapatihttp://www.blogger.com/profile/07437460876356410656noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6933051277132342469.post-40750938977073687192013-07-26T18:29:00.002-07:002013-07-26T18:29:36.178-07:00MENANAMKAN PENDIDIKAN SILATURAHMI SEJAK DINI<!--[if !mso]>
<style>
v\:* {behavior:url(#default#VML);}
o\:* {behavior:url(#default#VML);}
w\:* {behavior:url(#default#VML);}
.shape {behavior:url(#default#VML);}
</style>
<![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves>false</w:TrackMoves>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:DontVertAlignCellWithSp/>
<w:DontBreakConstrainedForcedTables/>
<w:DontVertAlignInTxbx/>
<w:Word11KerningPairs/>
<w:CachedColBalance/>
</w:Compatibility>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt;
mso-para-margin-top:0in;
mso-para-margin-right:0in;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0in;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-theme-font:minor-fareast;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}
</style>
<![endif]-->
<br />
<div class="MsoNormal">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="IN" style="font-size: 18.0pt; line-height: 115%;">MENANAMKAN PENDIDIKAN SILATURAHMI
SEJAK DINI</span></b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="IN" style="font-size: 14.0pt; line-height: 115%;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>( Drs.H.tamtomo Utamapati,M.Pd )</span></b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="IN" style="font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">Pengamat
Pendidikan di Surabaya.</span></b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-size: 14.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-no-proof: yes;"><img height="304" src="file:///C:/Users/ulaupi/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image002.jpg" width="245" /></span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="IN" style="font-size: 14.0pt; line-height: 115%;"></span></b></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="IN" style="font-size: 14.0pt; line-height: 115%;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span></span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="IN" style="font-size: 18.0pt; line-height: 115%;">S</span></b><span lang="IN" style="font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">ebentar lagi kita umat Islam
akan merayakan Hari Raya Idul Fitri yang merupakan hari bersejarah bagi umat
islam sedunia.Pada saat inilah akan terjadi komunikasi<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>dua arah<span style="mso-spacerun: yes;">
</span>dan bahkan banyak arah ( terutama di Indonesia ). Komunikasi ini akan
melibatkan hubungan darah ataupun yang tak ada hubungan tali persaudaraan
sekalipun. Dari sinilah kita bisa melihat betapa pentingnya manfaat memupuk tali
silaturahmi / bertemu muka antar manusia.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-size: 14.0pt; line-height: 115%;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Rasulullah
Alaihi Wasalam berwasiat kepada Abu Dzar Al Ghifari , yang intinya ada 7 (
tujuh ) macam, yaitu: ( 1 ) supaya engkau mencintai orang – orang miskin dan
dekat dengan mereka, ( 2 ) beliau memerintahkan aku agar aku melihat orang yang
berada dibawahku dan tidak melihat orang yang berada diatasku, ( 3 ) beliau
memerintahkan agar aku menyambung tali silaturahmiku meskipun mereka berlaku
kasar kepadaku, ( 4 ) aku dianjurkan memperbanyak ucapan La<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Haula Wala Quwataila billah / tidak ada daya
dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah, ( 5 ) aku diperintahkan untuk
mengatakan kebenaran meskipun pahit, ( 6 ) beliau berwasiat agar aku tidak
takut celaan orang yang mencela dalam berdakwa kepada Allah, dan ( 7 ) beliau
melarang aku agar tidak minta – minta sesuatupun kepada manusia.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-size: 14.0pt; line-height: 115%;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Apabila
7 ( tujuh ) wasiat ini diberikan orang tua kepada anaknya sejak dini,<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>maka yang dilakukan orang tua pada anaknya
mempunyai makna yang dalam dan sangat bermanfaat bagi kehidupan anaknya kelak
dikemudian hari. Insyaallah anak tersebut tidak hanya akan berguna bagi
kehidupan di dunia tetapi juga kehidupan di <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>akhirat kelak.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-size: 14.0pt; line-height: 115%;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Orang
tua yang mengajak anaknya untuk mempererat tali silaturahmi baik pada hari raya
idul fitri maupun hari – hari lain akan membawa kehidupan anaknya lebih islami
dan mengerti bagaimana susahnya menjadi orang miskin. Mereka tidak hanya tahu
dalam arti teori, betapa sulitnya menjadi orang miskin, tetapi juga dalam arti
yang sesungguhnya,<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>bagaimanakah jadi
orang miskin?. Apabila hal ini betul <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>–
betul diketahui, diamati dalam keseharian, maka orang tua tersebut akan
membentuk jiwa anaknya menjadi anak yang welas asih pada orang lain. Lebih jauh
jika anak tersebut menjadi pemimpin, <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>dia
akan menjadi pemimpin yang disegani, dihormati karena tahu penderitaan
masyarakat miskin. Dia akan jadi pemimpin yang bijaksana, adil, bermartabat,
jujur dan bebas dari KKN.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-size: 14.0pt; line-height: 115%;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Makna
yang lain jika anak tersebut melihat orang – orang yang nasibnya dibawah kita
akan membentuk jiwa anak yang penuh kepasrahan, keikhlasan dan rasa syukur yang
berupa kenikmatan hidup dan sehat dari Sang Khalik, karena oleh Allah
memberikan sesuatu yang lebih daripada mahluk lainnya .</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-size: 14.0pt; line-height: 115%;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Dengan
menyambung tali silaturahmi kepada sesama manusia walaupun orang lain berbuat
kasar kepada kita, akan memupuk jiwa yang besar yaitu jiwa yang mudah memaafkan
orang lain. Dari sinilah kita melihat bahwa dalam hidup<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>didunia diperlukan keberanian untuk berdiri
dan berbicara dan keberanianpun diperlukan untuk duduk dan mendengarkan.
Artinya sebagai manusia kita harus berani mengatakan benar jika itu benar dan
salah jika itu salah.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-size: 14.0pt; line-height: 115%;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Islam
juga mengajarkan kita untuk bekerja keras dan tidak mengajarkan untuk minta –
minta. Hal ini bermakna bahwa hidup adalah penuh perjuangan dan perjuangan itu
harus dimaksimalkan agar kebahagiaan dunia bisa terpenuhi.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-size: 14.0pt; line-height: 115%;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Pada
saat bersilaturahmi ini akan membentuk jiwa anak yang sabar, lemah lembut,
menyayangi mereka yang menderita dan berupaya untuk menolongnya, memperhatikan
keadaan mereka meskipun mereka jauh dan berbuat jahat kepada kita.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-size: 14.0pt; line-height: 115%;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Silaturahmi
yang hakiki sebenarnya bukanlah menyambung hubungan baik dengan orang yang
telah berbuat baik kepada kita, namun silaturahmi<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>yang hakiki adalah menyambung hubungan
kekerabatan yang telah retak dan putus dan berbuat baik kepada kerabat yang
berbuat jahat kepada kita. Rasullullah Shallalahu ‘alaihi wasalam bersabda: “ <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Orang yang menyambung kekerabatan bukanlah
orang yang membalas kebaikan, tetapi orang yang menyambung<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>kekerabatannya apabila diputus “. </b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-size: 14.0pt; line-height: 115%;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Barang
siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia menyambung
silaturahmi. Dengan bersilaturahmi Allah akan melapangkan rejeki dan
memanjangkan umur kita. Dan bagi orang yang memutuskan tali<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>silaturahmi Allah akan mempersempit rejekinya
dan tidak diberikan keberkahan pada hartanya. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-size: 14.0pt; line-height: 115%;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Bersilaturahmi
dapat dilakukan dengan cara mengunjungi karib kerabat, menanyakan kabarnya, memberikan
hadiah, bersedekah kepada mereka yang miskin, menghormati mereka yang lebih
tua, menyayangi yang lebih muda dan lemah, serta menanyakan terus keberadaan
mereka baik secara langsung atau tidak langsung melalui surat, telepon, SMS dan
sebagainya. Yang jelas dengan silaturahmi akan membawa kebaikan bagi kita
semua, baik yang muda maupun yang tua. Adapun silaturahmi yang paling utama
adalah kepada orang tua, karena orang tua adalah kerabat yang paling dekat,
yang memiliki jasa yang sangat besar, mereka memberikan kasih sayangnya
sepanjang hidupnya. Sebagai orang tua maka keteladanan sangat diperlukan untuk
membentuk anak yang mandiri, bertanggung jawab dan berahlak mulia. Lebih jauh
orang tua harus mendidik dengan hati yang penjabarannya adalah jangan takut
melakukan sesuatu jika melakukan sesuatu yang baik. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-size: 14.0pt; line-height: 115%;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Sebagai
orang tua yang baik, maka orang tua harus mempunyai niat baja, tekun memberi
keteladanan, memberikan sentuhan hati menanamkan semangat dan berilmu tinggi.</span></div>
tamtomo utamapatihttp://www.blogger.com/profile/07437460876356410656noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6933051277132342469.post-52828358869207290982013-07-25T07:46:00.001-07:002013-07-25T07:46:06.681-07:00baca: PENARIKAN PAJAK HARUS DIIMBANGI DNG FASILITAS JALA...<a href="http://utamapati.blogspot.com/2013/07/penarikan-pajak-harus-diimbangi-dng.html?spref=bl">baca: PENARIKAN PAJAK HARUS DIIMBANGI DNG FASILITAS JALA...</a>: PENARIKAN PAJAK HARUS DIIMBANGI DNG FASILITAS JALAN YANG BAIK OLEH: TAMTOMO UTAMAPATI Perlindungan konsumen di Indones...tamtomo utamapatihttp://www.blogger.com/profile/07437460876356410656noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6933051277132342469.post-75623005078678574852013-07-25T07:44:00.001-07:002013-07-25T07:44:36.307-07:00baca: Pendidikan Berkualitas Murah Meriah, mungkinkah ?...<a href="http://utamapati.blogspot.com/2013/07/pendidikan-berkualitas-murah-meriah.html?spref=bl">baca: Pendidikan Berkualitas Murah Meriah, mungkinkah ?<br />
...</a>: Pendidikan Berkualitas Murah Meriah, mungkinkah ? Drs. H. Tamtomo Utamapati, MP.d Pengamat Pendidikan Desentralisasi pendidikan menuntu...tamtomo utamapatihttp://www.blogger.com/profile/07437460876356410656noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6933051277132342469.post-55132235859392607292013-07-25T07:43:00.001-07:002013-07-25T07:43:15.357-07:00baca: PEMBANGUNAN KARAKTER ANAK BANGSA MENUJU GENERASI Y...<a href="http://utamapati.blogspot.com/2013/07/pembangunan-karakter-anak-bangsa-menuju.html?spref=bl">baca: PEMBANGUNAN KARAKTER ANAK BANGSA MENUJU GENERASI Y...</a>: PEMBANGUNAN KARAKTER ANAK BANGSA MENUJU GENERASI YANG BERKUALITAS. Oleh: Tamtomo Utamapati, Surabaya ) I. Latar Belakang Masalah: a. Per...tamtomo utamapatihttp://www.blogger.com/profile/07437460876356410656noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6933051277132342469.post-41388492513783425562013-07-25T07:41:00.001-07:002013-07-25T07:41:10.690-07:00baca: KEMANDIRIAN KEPALA SEKOLAH SWASTA, SEBUAH HARGA MA...<a href="http://utamapati.blogspot.com/2013/07/kemandirian-kepala-sekolah-swasta.html?spref=bl">baca: KEMANDIRIAN KEPALA SEKOLAH SWASTA, SEBUAH HARGA MA...</a>: KEMANDIRIAN KEPALA SEKOLAH SWASTA, SEBUAH HARGA MATI. Drs. Tamtomo Utamapati, M.Pd Pengamat Pendidikan P endidikan di Indonesia tida...tamtomo utamapatihttp://www.blogger.com/profile/07437460876356410656noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6933051277132342469.post-75021674555497078112013-07-25T02:21:00.001-07:002013-07-25T02:21:15.195-07:00PENARIKAN PAJAK HARUS DIIMBANGI DNG FASILITAS JALAN YANG BAIK<br />
OLEH: TAMTOMO UTAMAPATI <br />
<br />
<br />
<br />
Perlindungan konsumen di Indonesia masih jauh dari sempurna atau boleh dikatakan tidak ada imbal balik sama sekali, antara besarnya pajak yang terus meningkat angkanya, terutama yang kita setorkan ke negara, bahkan variasi pajak makin bertambah jenisnya. Dengan kata lain pendapatan pajak yang diterima negara makin besar, sementara fasilitas yang harus dipenuhi negara untuk kemaslahatan bersama bagi warga negara hampir tidak terpenuhi secara maksimal.<br />
Salah satu contoh adalah lubang dijalan yang jarang tercover untuk diperbaiki dengan cepat dan baik.Andaikan ada itupun sangat lama setelah pembayar pajak ada yang meninggal atau terluka parah.Kasihan nasib rakyat kecil seperti kita ini. Pajak wajib dibayar kalau terlambat di DENDA.Sementara pembayar pajak sendiri jadi korban kecelakaan lalu lintas terkadang ada yang luka bahkan ada yang meninggal dunia.<br />
Bagaimana Para Petinggi di bumi kita ini, kalau yang jadi korban diri anda sendiri karena menggunakan kendaraan bermotor roda dua yang mati sia - sia karena jalan yang berlubang yang tidak segera ditangani dengan cepat. Impian saya bagaimana kalau para petinggi kita naik sepeda motor roda dua supaya tahu kesulitan rakyat kecil.Ingat setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban kelak dikemudian hari. tamtomo utamapatihttp://www.blogger.com/profile/07437460876356410656noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6933051277132342469.post-69857242668038022242013-07-23T07:34:00.000-07:002013-07-30T00:15:00.847-07:00<h3 style="font-weight: bold;">
Antara Bosnas dan Bopda</h3>
<div class="date">
Senin, 20 Desember 2010 09:35 WIB</div>
<div align="left">
M
Romandhon MK Peneliti The Culture and Society Community Drs H Tamtomo
Utamapati MPd , bambangtomo@gmail.com Hal
yang lagi hangat dibicarakan dalam dunia pendidikan dewasa ini adalah
bantuan dari pemerintah, baik Bosnas dan Bopda yang fungsinya untuk
menopang dunia pendidikan. Bantuan ini sangat dibutuhkan untuk
keberlangsungan pendidikan, namun ada hal yang jauh lebih penting
dicermati dalam hal pertanggung jawaban melalui laporan
pertanggungjawaban. Ada keberagaman penafsiran dalam menyikapi bantuan
ini, terkadang antarkepala sekolah masih ada perbedaan dalam hal
pembuatan laporan pertanggungjawaban ini, bahkan personal departemen
pendidikan pun masih ada beberapa perbedaan persepsi dalam menyikapi dua
macam bantuan ini. Perbedaan persepsi terjadi karena salah satu di
antaranya disebabkan oleh kurangnya komunikasi, informasi, serta
sosialisasi dari dinas terkait terhadap aparat di bawahnya sebagai
penerima bantuan. Bahkan ada perbedaan persepsi pihak dinas pendidikan,
kejaksaan dan kepolisian dalam kaitannya dengan pelaksanaan di lapangan.
Kalau dicermati aturan tertulis sudah jelas terhadap apa yang
diperbolehkan dan apa yang dilarang dalam penggunaan Bosnas dan Bopda.
Namun, sifatnya masih umum dan belum spesifikasi dalam hal penggunaan
dan pelaporannya. Dengan demikian, maka diperlukan adanya sosialisasi
dalam penggunaan dan pelaporan dalam bentuk laporan pertanggungjawaban.
Tidak ada jeleknya kalau dinas pendidikan memfasilitasi forum tanya
jawab dalam kaitannya terbitnya kendala di lapangan untuk dipublikasikan
melalui media massa atau media elektronik lainnya, agar penyimpangan
yang disebabkan oleh pengetahuan yang terbatas dari para kepala sekolah
dalam bidang hukum dapat diminimalisasi. Di samping itu sebaiknya pihak
dinas pendidikan harus memberikan saran kepada para kepala sekolah
dengan melibatkan banyak pihak, di antaranya pelibatan unsur kejaksaan,
kepolisian dan juga pihak inspektorat wilayah, demi mengurangi kesalahan
yang dilakukan oleh kepala sekolah. Dengan demikian maka masyarakat pun
mengetahui, apa dan bagaimana Bosnas dan Bopda itu sebenarnya.
Bagaimana pun juga bantuan itu menguntungkan pihak sekolah, tetapi yang
tidak kalah pentingnya adalah bagaimana pelaporan pertanggungjawabannya
yang benar, agar tidak terjadi kesalahan baik secara hukum maupun norma
yang berlaku bagi masyarakat. Mengingat begitu pesatnya arus informasi
dan arus perubahan informasi dewasa ini, kepala sekolah dituntut harus
tanggap terhadap permasalahan secara tepat, cepat, akurat dan kredibel.
Mengingat pesatnya arus informasi dan arus perubahan informasi dewasa
ini, kepala sekolah dituntut harus tanggap terhadap permasalahan secara
tepat, cepat, akurat dan kredibel.</div>
tamtomo utamapatihttp://www.blogger.com/profile/07437460876356410656noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6933051277132342469.post-74617711097264675532013-07-23T05:05:00.000-07:002013-07-23T05:05:01.966-07:00Pendidikan Berkualitas Murah Meriah, mungkinkah ?<br />Drs. H. Tamtomo Utamapati, MP.d <br />Pengamat Pendidikan<br /><br /><br /><br /><br /> Desentralisasi pendidikan menuntut kepala sekolah agar berperilaku kritis, kreatif, obyektif serta inovatif dalam meningkatkan kualitas pendidikan ( terutama lembaga Swasta yang dananya dari masyarakat ).<br /> Kritis dapat diartikan kritis terhadap kebutuhan siswa dalam upaya peningkatan mutu, kreatif dapat diartikan mempunyai daya cipta yang handal terhadap upaya peningkatan mutu pendidikan, obyektif dapat diartikan dalam menangani segala permasalahan berorientasi pada kepentingan banyak orang, sedangkan inovasi adalah merupakan upaya kepala sekolah sebagai manajer untuk mengadakan pembaharuan dalam upaya peningkatan pembelajaran secara maksimal. Kepala sekolah sebagai manajer haruslah mengadakan prediksi terhadap lembaga yang dipimpinnya untuk dapat meningkatkan kualitas: siswa, guru dan sarana belajar dengan mengantisipasi perubahan, memahami dan mengatasi situasi, mengakomodasi dan mengorientasikan kembali upaya peningkatan mutu. Disamping itu haruslah berorientasi pada tantangan dunia kerja yang dinamis dan kompetitif. <br /> Peningkatkan kualitas pendidikan adalah merupakan pekerjaan yang paling berat bagi kepala sekolah sebagai garda terdepan dalam dunia pendidikan, apalagi dengan dana yang murah meriah. Masyarakat sebagai penyandang dana selama ini jarang dilibatkan dalam pengambilan keputusan. Kesan yang tampak komite sekolah adalah kepanjangan tangan kepala sekolah dalam pengumpulan dana. Padahal dana yang masuk seharusnya dititik beratkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan bagi siswa, bukan untuk peningkatan sarana belajar yang terkadang masih dimanfaatkan untuk kepentingan diluar program peningkatan mutu.<br /> Beberapa komponen peningkatan mutu, diantaranya: Keterlibatan total dari semua personal pendidikan yang tidak mengenal akhir dengan proses berkesinambungan dan memerlukan kepemimpinan dari semua personal pendidikan.<br /> Keyakinan pokok yang menghalangi upaya penciptaan mutu adalah banyaknya profesional pendidikan yang meyakini bahwa mutu pendidikan bergantung pada besarnya dana yang dialokasikan. Dengan dasar inilah masyarakat sebagai kostumer menjadi ” Sapi Perahan ” untuk mendanai keberlangsungan pendidikan. Anggapan bahwa lebih banyak uang yang diinvestasikan dalam pendidikan, maka lebih tinggi juga mutu pendidikannya. Yang perlu dipertanyakan adalah apakah semua sekolah yang menaikkan dana pendidikan sudah mengadakan penelitian dengan kenaikan dana pendidikan, bisa menjamin peningkatan kualitas pendidikannya?.<br /> Salah satu tolok ukur yang sangat sederhana dalam merumuskan pendidikan berkualitas adalah kepercayaan masyarakat terhadap mutu lulusannya, baik dalam hal pendidikan lanjut dan dunia kerja. Sebagai bahan acuan untuk mengetahui bahwa sekolah itu bermutu diantaranya adalah berfokus pada kostumer ( pertemuan dengan orang tua murid ), keterlibatan total ( melibatkan sekolah, orang tua dan pihak pengusaha sebagai penyandang dana ), pengukuran ( evaluasi dari semua komponen yang terlibat dalam proses ) dan tak kalah pentingnya adalah mengadakan perbaikan berkelanjutan tanpa henti- hentinya dengan bermodalkan kejujuran dan keterbukaan dengan orang tua murid serta masyarakat pengguna. Hal inilah yang harus diperjuangkan dan dipertahankan oleh kepala sekolah sebagai manajer dalam bidang pendidikan.<br /> Salah satu contoh upaya menciptakan pendidikan murah meriah, guru harus terbuka dengan pembaharuan, misalnya dengan membuat rangkuman garis besar materi dari berbagai sumber untuk muridnya, guna mengurangi dana pembelian buku yang merupakan keluhan bagi para orang tua.<br /> Sudah siapkah lembaga pendidikan dengan adanya pelaksanaan kurikulum 2013 menjadikan lembaga pendidikan yang betul – betul memenuhi kebutuhan masyarakat yang berorientasi pada pendidikan murah meriah?. Ini dapat diartikan tidak ada keluhan dari masyarakat yang berpenghasilan rendah untuk memasukkan anaknya menjadi siswa di lembaga pendidikan tersebut. Tantangan terberat bagi lembaga pendidikan swasta yang sumbernya berasal dari orang tua siswa/ masyarakat adalah menciptakan pendidikan yang murah namun berkualitas, sehingga tidak ada lagi anak Indonesia usia sekolah yang tidak sekolah. Kewajiban dari Dinas Pendidikan Kota Surabaya yang mewajibkan semua sekolah ( baik negeri maupun swasta ) untuk menerima maksimal 5 % dari golongan siswa yang tidak mampu adalah merupakan setitik program menuju pendidikan murah meriah yang sasarannya kedepan adalah menciptakan pendidikan murah meriah tapi berkualitas.<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />tamtomo utamapatihttp://www.blogger.com/profile/07437460876356410656noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6933051277132342469.post-81646465894373370632013-07-23T04:52:00.002-07:002013-07-23T04:52:34.542-07:00<br /><br /><br />PEMBANGUNAN KARAKTER ANAK BANGSA MENUJU GENERASI YANG BERKUALITAS.<br />Oleh: Tamtomo Utamapati, Surabaya )<br /><br /><br />I. Latar Belakang Masalah:<br />a. Persoalan Utama yang dihadapi bangsa kita diantaranya adalah turunnya nilai – nilai kejujuran, turunnya nilai – nilai kecerdasan karena semakin banyaknya penyimpangan dalam bidang moral, turunnya kepedulian terhadap nilai etika, sopan santun dalam kehidupan sehari - hari. Tidaklah mengherankan apabila kita setiap hari melihat tayangan media yang berupa tawuran, kenakalan remaja, korupsi, pelecehan seksual dan sebagainya.<br />b. Dari persoalan utama yang dihadapi bangsa Indonesia, apabila tidak kita selamatkan bersama maka bangsa kita ( termasuk anak didik ), akan menjadi bangsa yang tidak berkualitas atau boleh dikatakan menjadi bangsa yang tidak sukses. Sementara itu kesuksesan seseorang tidak hanya ditentukan semata – mata oleh pengetahuan dan kemampuan teknis ( Hard Skill ), tetapi juga ditentukan oleh kemampuan mengelola diri dan orang lain ( Soft Skill ). Hasil dari penelitian mengungkapkan bahwa kesuksesan hanya ditentukan sekitar 20 % Hard Skill dan sisanya 80 % oleh Soft Skill . Sehubungan dengan hal ini, maka Pembangunan Karakter Anak Bangsa adalah hal yang tidak bisa ditawar – tawar lagi, agar bangsa Indonesia sebagai Bangsa yang berkualitas.<br />c. Penyebab persoalan turunnya nilai – nilai karakter anak bangsa adalah kurangnya keteladanan dari para pemimpin bangsa dalam kehidupan bernegara, kurangnya keteladan orang tua dan guru dalam kehidupan sehari –hari. Disamping itu anak akan membentuk karakternya melalui observasi setiap perilaku orang dewasa dan meniru perilaku tersebut menjadi perilakunya/ imitasi ( Fidelis Waruwu, 2011 ) .<br />d. Upaya untuk mengatasi kemerosotan pendidikan karakter anak bangsa haruslah diawali oleh keluarga terlebih dahulu, sesudah itu dilanjutkan oleh sekolah dan masyarakat. Tak kalah pentingnya adalah pelibatan negara. Dengan demikian anak akan diberikan rasa aman, bernilai, dihargai, dipahami dan dicintai. <br />e. Kendala yang dihadapi: turunnya nilai – nilai karakter anak bangsa adalah derasnya arus informasi yang begitu pesat dari negara lain yang seolah – olah dunia kita tanpa batas ( globalisasi ), perbedaan persepsi tentang nilai karakter yang berbeda. Orang tua di rumah dan guru di sekolah hendaklah berfungsi sebagai pendamping untuk memberikan arahan kepada anak didik dan juga berfungsi sebagai filter untuk menyaring budaya yang negatif untuk dibuang dan menerima budaya yang positif untuk dikembangkan. Oleh sebab itu keluarga, sekolah dan masyarakat haruslah ada satu visi dan misi dalam mendidik siswa dalam kaitannya Pembangunan Karakter menuju generasi yang berkualitas.<br /><br />
<a name='more'></a>II. Dampak Substantif:<br /><br />a. Dampak langsung terhadap anak didik: Apabila dilakukan dengan maksimal terhadap nilai – nilai kejujuran, kecerdasan dan ketangguhan, maka generasi kita menjadi generasi muda yang berkualitas. <br />b. Dampak terhadap kelembagaan sekolah: Adanya peningkatan nilai kejujuran, kepedulian terhadap sesama siswa, peningkatan kecerdasan siswa karena dapat memilih mana yang benar dan mana yang salah, maka bangsa kita menjadi bangsa tangguh bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.<br />c. Dampak sistemik / lingkungan yang bersifat jangka panjang adalah: Generasi kita menjadi bangsa yang disegani karena mempunyai nilai karakter yang tinggi dimata dunia.<br />III. Tantangan:<br /><br />a. Dari Sumber Daya Manusia: Guru harus memberikan rasa aman dan keselamatan kepada peserta didik didalam menjalani masa – masa belajarnya. Hal ini senada dengan pendapat Moh. Surya ( 1997 ) tentang peranan guru di sekolah, keluarga dan masyarakat dipandang dari segi diri pribadinya ( self oriented ). <br />b. Dari Segi Kepemimpinan: Guru bukan dewa Kebenaran, karena itu guru hendaklah berintrospeksi pada diri sendiri untuk terus menerus melakukan peningkatan dan penyesuaian kemampuan profesionalnya. Guru harus lebih kreatif dan dinamis dalam proses pembelajaran peserta didik. Guru dimasa mendatang tidak lagi menjadi satu – satunya orang yang paling “ Well Informed “ terhadap berbagai informasi dan pengetahuan yang sedang tumbuh.<br />c. Dari Segi Anggaran: Apabila Pendidikan Karakter dimasukkan dalam kurikulum sekolah, maka anggaran negara yang dikeluarkan tidaklah sedikit dan hasilnya tidak langsung bisa dilihat, butuh waktu puluhan tahun.<br />d. Dari Kebijakan: Kebijakan yang terkait dengan Pendidikan karakter adalah UU no 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3, menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa . Pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. <br />e. Dari Sistem: Berdasarkan UU no 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 menyebutkan bahwa Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.Ditinjau dari sistem, maka Pendidikan Karakter bukanlah pekerjaan mudah.<br /><br />f. Dari Dukungan Masyarakat: Masyarakat harus memberikan dukungan penuh terhadap Pendidikan Berkarakter. Dengan kata lain Pendidikan Karakter bukan hanya tanggung jawab orang tua dan guru saja ( sekolah ), tetapi juga tanggung jawab Masyarakat.<br />IV. Pembangunan Karakter Anak Bangsa guna menjadikan Generasi yang berkualitas, <br /> maka guru hendaklah berfungsi sebagai:<br /><br />a. Pekerja Sosial ( Social Worker ) yaitu memberikan pelayanan.<br />b. Pelajar dan Ilmuwan: Senantiasa harus belajar terus menerus.<br />c. Orang Tua, artinya guru adalah wakil orang tua peserta didik.<br />d. Model Keteladanan, artinya sebagai model perilaku yang harus dicontoh peserta didik.<br />e. Pemberi keselamatan bagi peserta didik, karena memberikan rasa aman pada peserta didik dalam kehidupan di sekolah ( Moh. Surya, 1997 ).<br />V. Simpulan<br /><br />a. Pendidikan Karakter bukan hanya tugas Guru saja, tetapi juga tugas kita bersama, ( Keluarga dan Masyarakat ).<br />b. Pendidikan Karakter haruslah diawali oleh keluarga, karena keluarga ( Ayah dan ibu ) adalah merupakan pendidikan pertama dan utama bagi anak.<br />c. Keluarga, Sekolah dan masyarakat haruslah ada satu kesepakatan untuk memandang dan menilai perilaku anak, agar Pendidikan Karakter bagi anak sesuai dengan Pendidikan yang berupaya menjadikan anak yang Religius, Jujur, Toleransi, Disiplin, Kerja Keras, Kreatif, Mandiri, Demokratis, Rasa Ingin Tahu, Semangat Kebangsaan, Cinta Tanah Air, Menghargai Prestasi, Bersahabat/ Berkomunikasi, Cinta Damai, Gemar Membaca, Peduli Lingkungan, Peduli Sosial dan Bertanggung Jawab.<br />d. Orang Tua, Guru haruslah memberikan keteladanan, demikian pula masyarakatnya.<br />e. Pembangunan Karakter Anak bangsa jika dilakukan secara ajeg, berkesinambungan dan maksimal, akan menjadikan generasi kita menjadi Generasi yang berkualitas, kedepan generasi semacam ini dibutuhkan untuk memajukan bangsa yang bernilai dan bermartabat. <br />
<br />VI. Referensi<br /><br />1. Fadelis Waruwu, Membangun Karakter Bangsa dengan Membentuk Karakter Siswa Berbasis Nilai, Surabaya, 2011<br />2. Moch.Surya , Pendidikan Karakter, Jakarta, 1997 <br />3. Tamtomo Utamapati, Pandangan Umum Kepala Sekolah,Mojokerto, 2011<br />4. Undang – Undang no 20 tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta, 2003<br />tamtomo utamapatihttp://www.blogger.com/profile/07437460876356410656noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6933051277132342469.post-92035021667393542782013-07-23T04:49:00.001-07:002013-07-23T07:38:20.173-07:00<div style="text-align: center;">
KEMANDIRIAN KEPALA SEKOLAH SWASTA, SEBUAH HARGA MATI.<br />
Drs. Tamtomo Utamapati, M.Pd<br />
Pengamat Pendidikan<br />
<br />
<br />
<b>P</b>endidikan di Indonesia tidak akan lepas dari peran serta Kepala Sekolah, karena Kepala Sekolah adalah Manajer Sekolah yang tugasnya tidak hanya sebagai Manajer dalam bidang administratif saja, tetapi juga sebagai manajer bidang edukatif. Dengan demikian tugas kepala sekolah tidaklah ringan, terlebih lagi di era otonomi daerah yang memberikan peran yang besar sekali bagi Kepala Sekolah untuk mengembangkan Lembaganya sepesat mungkin. Apalagi dengan diberikannya BOSNAS dan BOPDA bagi sekolah yang bentuk pengelolaan dan pertanggung jawabannya memerlukan energi yang tidak sedikit. <br />
Dalam kaitannya kepala sekolah sebagai “ Active agent “, bukan “ Free Agent “, maka keberadaan Kepala Sekolah mau tidak mau haruslah diberi porsi yang sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan zaman. Apabila gerak kepala sekolah dibatasi oleh instansi diatasnya ( baca : yayasan ), maka bukan kemajuan yang didapatkannya, tetapi belengu – belenggu yang siap menghadang kebebasan kepala sekolah dalam upaya meningkatkan citra sekolah serta performance sekolah sebagai Centrum Pendidikan/ Pusat Pendidikan. </div>
<a name='more'></a><b>Kepala Sekolah sebagai “ Active Agent “</b><br />
Kepala sekolah sebagai “ Active Agent “ dalam kaitannya dengan era otonomi manajemen sekolah mempunyai peran dalam menyusun Strategic School Planning ( perencanaan strategis sekolah ), menyusun Annual School Planning ( perencanaan tahunan sekolah ) , menyusun Annual School Report ( laporan tahunan sekolah ), melakukan School Self Evaluation ( evaluasi diri sekolah ), melakukan School Opinion Survey ( Survei pendapat sekolah ) dan juga melakukan School Review ( tinjauan sekolah ). <br />
Dalam kaitannya dengan sekolah sebagai pusat pendidikan, maka Kepala Sekolah mempunyai hak untuk mengelola, mengatur dan memajukan pendidikan dibawah kendalinya tanpa campur tangan yayasan, karena bagaimanapun juga maju mundurnya lembaga pendidikan dalam kaitannya edukatif dan administratif adalah tanggung jawab Kepala Sekolah. Dengan kata lain apabila sekolah ingin maju sesuai prosedurnya, maka berilah kebebasan kepada kepala sekolah untuk memanaj lembaganya semaksimal mungkin. Apabila Yayasan terlalu masuk ke dalam bidang garapan dan ranah kepala sekolah, maka inovasi kepala sekolah akan terhenti dan bisa dikatakan kepala sekolah akan mati suri. Kalau hal ini terjadi,maka bisa dikatakan Kepala sekolah hanyalah kepanjangan tangan yayasan, ibarat dalam satu keluarga kepala sekolah adalah anak dan yayasan sebagai orang tuanya. Dengan demikian segala sesuatunya sangat bergantung kepada orang tua yang wajib dikerjakan sang anak, yang belum tentu sepenuhnya semua kemauan orang tua itu benar. Akibatnya Kreatifitas kepala sekolah akan dikebiri, Apa yang terjadi kemudian sekolah sebagai pusat pendidikan yang unggul, berpotensi , berinovasi dan berdaya guna bagi masyarakat, akhirnya hanyalah berwujud sebuah angan – angan saja yang jauh dari realita yang diharapkan. <br />
<br />
<b>Fungsi Kepala Sekolah</b><br />
Dalam kesehariannya kepala sekolah dapat berfungsi sebagai: a) manajer yang mempunyai tugas menyusun program, menyusun organisasi personalia, menggerakkan guru, staff dan karyawan, mengoptimalkan sumber daya sekolah, b) Supervisor yang mempunyai tugas menyusun, melaksanakan dan menggunakan program supervisi, c) Edukator yang mempunyai tugas membimbing guru, membimbing karyawan, membimbing staff, belajar mengikuti perkembangan IPTEK, membimbing siswa dan memberikan contoh mengajar yang baik, d) Administrator yaitu mengelola administrasi KBM, BK, Kesiswaan, ketenagaan, keuangan, sarana prasarana, persuratan, e) Leader/ Pemimpin yang pada dasarnya harus memiliki kepribadian yang kuat, memahami kondisi anak buah dengan baik, memiliki visi dan memahami visi, mengambil keputusan dan mampu berkomunikasi, f) inovator yang pada intinya kepala sekolah harus mampu mencari dan menemukan gagasan baru untuk pembaharuan dan juga melakukan pembaharuan di sekolah, g) motivator yang fungsinya mengatur lingkungan kerja ( fisik ), mengatur suasana kerja ( non fisik ), menerapkan prinsip penghargaan dan hukuman . <br />
<br />
<b>Kompetensi yang harus dimiliki Kepala Sekolah</b><br />
Ada beberapa kompetensi yang harus dimiliki Kepala Sekolah yaitu: a) Kompetensi Kepribadian yang meliputi Integritas kepribadian ( tanggung jawab , komitmen, berkelakuan luhur, berwibawa dan bijaksana ), keinginan kuat untuk pengembangan ( mengasah ketrampilan, beradaptasi dengan perkembangan zaman ), bersikap terbuka ( mendengarkan pendapat orang lain, dapat bekerjasama ), mengendalikan diri dalam menghadapi masalah ( stabilitas emosi, tahan stres/ tekanan kerja dan target ), bakat dan minat sebagai pemimpin dan pendidik ( punya misi dan visi, berani mengambil inisiatif dan keputusan, mengayomi pendidik, tenaga kependidikan dan anak didik), b ) Kompetensi Manajerial yang meliputi: menyusun perencanaan sekolah ( membuat konsep yang implementatif dan bermanfaat ), pengembangan organisasi sekolah, pendayagunaan Sumber daya secara maksimal, mengelola perubahan dan pengembangan, menciptakan budaya dan iklim sekolah yang kondusif dan inovatif, mengelola sumber daya manusia yang maksimal, mengelola sarana prasarana secara maksimal, mengelola hubungan masyarakat dalam rangka mencari ide sumber daya sekolah dan pembiayaan sekolah, mengelola kesiswaan, mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan pembelajaran, mengelola keuangan sekolah yang berorientasi pada akuntabilitas, transparant dan efisien, kegiatan pembelajaran dan kesiswaan, mengelola ketata usahaan, mengelola informasi sekolah dan pengambilan keputusan, memanfaatkan kemajuan tehnologi informasi dalam kaitannya dengan pembelajaran, c) Kompetensi Kewirausahaan, yaitu menerapkan nilai kewirausahaan dalam menciptakan inovasi , mengelola kegiatan produksi, d) kompetensi Supervisi yaitu merencanakan supervisi dalam peningkatan profesionalisme guru, melaksanakan supervisi dengan tehnik yang tepat, menindak lanjuti hasil supervisi e) Kompetensi Sosial yaitu bekerjasama dengan pihak lain, partisipasi dalam kegiatan sosial dengan kelompok lain. Disamping itu kompetensi tersebut diatas Kepala Sekolah harus mempunyai Kompetensi yang lain berupa f) Nilai Tambah yang pada dasarnya meningkatkan citra profesionalisme, meningkatkan daya saing secara global, menanamkan nilai nasionalisme. Dari uraian diatas dapatlah digambarkan bahwa tugas, tanggung jawab dan peran kepala sekolah sangat besar sekali untuk pengembangan lembaga.<br />
Agar Kepala Sekolah dapat meraih sebagai pemimpin yang dikagumi maka hendaklah bersikap jujur, berorientasi masa depan, kompeten, membangkitkan semangat, cerdas, adil, berwawasan luas, sportif, amanah, dapat diandalkan, kooperatif, berani, berpendirian kuat, peduli, imaginatif, matang, ambisius, loyal , mengendalikan diri dan mandiri.<br />
<br />
<b>Fungsi dan Peran Yayasan</b><br />
Bagaimanakah fungsi yayasan itu sebenarnya?. Yayasan di sekolah swasta berfungsi sebagai atasan bagi kepala sekolah, yang seharusnya melakukan evaluasi pada kepala sekolah apabila Kepala Sekolah melakukan pelanggaran dalam ranah KKN ( Korupsi, Kolusi dan Nepotisme) . Yang paling penting disini yayasan harus berperan serta secara proaktif untuk bekerjasama dengan pihak luar dalam rangka menumbuhkembangkan lembaga dalam memperoleh bantuan pendanaan keuangan dari pihak luar, bukan mengurusi hal – hal yang seharusnya cukup diurusi oleh kepala sekolah, sedangkan tugas pokok yayasan yang terkait dengan kerjasama dengan pihak luar malah ditinggalkannya.<br />
Ada kemungkinan yayasan dalam berkiprah atau melakukan action melakukan kerjasama dengan pihak lain. Dengan catatan hendaklah bekerjasama dengan pihak – pihak yang berkualified dalam bidangnya, sudah teruji hasil kerjanya dan terbukti hasilnya, serta diterima di lembaga pendidikan secara maksimal. Selain itu secara emosional dan realita mampu bekerjasama dengan pihak sekolah dalam melaksanakan tugasnya. Artinya jangan menggunakan orang yang hanya bisa berkata saja, tetapi tidak mampu berbuat apapun untuk kepentingan lembaga. Terlebih lagi hanya mampu bicara tapi tidak mampu berbuat apapun, karena paradigma masyarakat yang berlaku sekarang adalah hasil cipta lebih besar nilainya daripada hasil kata.<br />
Agar supaya Lembaga Pendidikan bisa berjalan dengan baik, maka antara Kepala Sekolah dan organ yayasan haruslah berujud dalam satu kesatuan, apabila dikaitkan dengan bangunan, maka yayasan dan kepala sekolah haruslah berupa bangunan yang kokoh, pondasi yang kuat, pilar yang kokoh, atap yang sempurna yang dapat menaungi semua anggota yang terlibat didalamnya. Apabila hal ini berjalan dengan seksama seiring sejalan antara Kepala Sekolah dan yayasan, maka visi sekolah akan tercapai.<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />tamtomo utamapatihttp://www.blogger.com/profile/07437460876356410656noreply@blogger.com3